My Girl (Baro edition)
Author : VERA.R.I
Genre : romance, life school, teen
Lengt : one shot
Rated : general
Main Cast : Baro B1A4
Song Eun Ji
Cast : All member
B1A4
Song Mira
Ini yg ke-2 bagian baro,,, oke happy reading dan maaf kalau
ada typo
***
Eun Ji POV
“maaf eun ji, lebih baik kita akhiri saja,,,” ucap seorang
namja kepadaku
“apa? Tapi… kenapa oppa?” tanyaku
“aku,,, aku menyukai yeoja lain” ia pun meninggalkanku
Yeoja lain? Jadi selama ini untuk apa kita berhubungan?!
Ternyata semua namja itu sama saja, mereka selalu menginginkan yg lebih. Aku
benci mereka! “eonni,,,” teriak seseorang
Aku melihat kearahnya “mira-ah,,,”
“eonni kau kenapa?” tanya mira, dongsaengku cemas
“ani,,, aku hanya,, aku,,, tadi,,, tadi namjachinguku
memutuskanku” jawabku
“jinjja? Omo,,, mian eonni,,, jeongmal mianhae” sesal mira
“gwenchana,,, aku baik-baik saja kok,,, kajja kita pulang”
aku menarik tangan mira
Kami pun tiba di halte bus “eonni, benar kau tidak apa-apa?”
tanya mira kembali
“ne,,, aku tidak apa-apa kok” bus kami pun datang “kajja
kita naik”
Kami duduk duduk di kursi kedua dari belakang “kalau boleh
tahu, kenapa namjachingumu memutuskanmu?”
Aku menatap wajah polos mira “ia lebih memilih yeoja lain
daripada aku” jawabku “sudahlah aku tak mau membahasnya” aku pun menatap
jendela
“mian eonni,,, aku tak bermaksud,,,”
“sudahlah mira-ah,,, aku taidak apa-apa kok” aku tersenyum
pada mira, ia pun membalas senyumanku lalu menatap jendela lagi
Mira-ah,,, jujur saja, sebenarnya aku tidak baik-baik saja. sedih,
marah, benci,,, semuanya kurasakan. Ini bukan yg pertama kali aku ditinggalkan
oleh namjachinguku hanya karena ada yeoja lain yg lebih cantik, lebih manis,
atau lebih sempurna daripada diriku. Kenapa setiap aku memiliki hubungan
hubungan dengan seorang namja, mereka pasti meninggalkanku dengan alasan yg
sama?
Kenapa? Kenapa harus aku? Aku tak sadar kalau air mataku
sudah membanjiri pipiku. Cepat-cepat aku menghapusnya karena takut mira
melihatku, untungnya dia sedang sibuk dengan ponselnya
Keesokan harinya,,,
Aku masuk ke kelas, disana sudah ada sandeul yg duduk
disebelah bangkuku “pagi sandeul” sapaku
“pagi eun ji” balasnya sambil senyam-senyum
Aku tahu arti senyuman itu “jaerin lagi?” tebakku sambil
menyiapkan bukuku
“hehehe,,, eun ji, tahu tidak? Tadi jaerin menyapaku lho,,,”
jawabnya bahagia
Benarkan jaerin “oh ya? Lalu kau membalas menyapanya tidak?”
“tentu saja aku balas menyapanya. Tapi saking bahagianya aku
jadi gugup,,,” ucap sandeul
Aku tersenyum dengan ucapan sandeul, sandeul memang menyukai
jaerin sejak penerimaan siswa baru. Yah setidaknya didunia ini masih ada
seorang namja yg setia “hhh,,,, jaerin itu sangat beruntung ya, ada orang yg
sangat setia padanya. Tidak seperti aku,,,” eh?!! Pabo!!! Kenapa aku harus
mengucapkan kata-kata itu
“apa maksudmu?” tanya sandeul
“eh…! Itu,,, tidak kok, aku hanya asal berbicara saja,,,”
jawabku sambil menggaruk-garuk kepalaku yg tidak gatal
“eun jin,,, apa kau,,,” sandeul tak melanjutkan ucapannya
Aku menunduk “kami berpisah, dan alasannya sama” jawabku
singkat
“eun jji,,,” sandeul memegang tangaku “maaf ya,,,”
Aku tersenyum sambiil menatap sandeul, sandeul pun membalas
senyumanku “kau tahu sandeul, aku ingin sekali berada diposisi jaerin. Ada
seorang namja yg benar-benar setia menunggunya. Jaerin benar-benar beruntung”
aku tak kuat lagi menahan iar mataku
“eun ji kau tak boleh seperti itu, aku yakin suatu saat kau
akan menemukan orang yg setia kepadamu” hibur sandeul sambil menghapus air
mataku
“tapi kapan sandeul? Kapan aku bisa mendapatkan namja
seperti itu?”
“kau akan mendapatkannya bila waktunya sudah tepat” sandeul
memberiku sapu tangan
“gomawo sandeul, kau selalu ada disaat aku sedih” aku
menerima sapu tangan sandeul dan menghapus air mataku
“ne kita kan sahabat, oh iya bagaimana kalau minggu besok
kau ikut denganku?” tawar sandeul
“kemana?”
“ke studio tempat latihan B1A4”
“B1A4?” aku mengerutkan keningku
“itu adalah nama dari grup kami, jadi kau mau ikut kan?”
pinta sandeul sambil memelas
Bagaimana ya? Aku tak tega untuk menolak permintaan sandeul.
Lagipula aku kan sudah tak punya namjachingu lagi, itu artinya kau bebas dong,,,
ternyata single itu enak juga,,, “ne, aku ikut” jawabku singkat
“ah,,, jinjja? Kalau begitu aku harus bilang pada jinyoung
hyung” sandeul pun pergi
B1A4? Unik sekali namanya
Eun Ji POV end
Baro POV
Hari minggu,,,
Aku sampai duluan di sepan studio. Yg lain pada kemana sih?
Ini kan hampir jam 8 “baro!!!” teriak seseorang
“sandeul!!!” balasku, kulihat sandeul berjalan memdekatiku
bersama,,, seorang yeoja?! Apa mataku tidak salah lihat? Sandeul bersama seorang yeoja? Dan yeoja itu bukan
jaerin. Bukankah sandeul menyukai jaerin?
“ya!!! Baro-si kenapa kau malah melamun?” tanya sandeul
sudah di hadapanku
“a,,, ani,, aku hanya,,,” aku menatap yeoja itu
Sandeul mengerti apa yg kumaksud “oh ya, baro kenalkan ini
sahabatku eun ji. Eun ji ini baro, rapper dari B1A4” ucap sandeul
memperkenalkan
“song eun ji imnida” ia membungkuk
“cha sun woo imnida, kau bisa memanggilku baro atau hambaro”
aku pun balas membungkuk
“atau si tupai, tapi aku sih biasanya memanggil dia hamtaro
karena kedua giginya mirip hamster” celetuk sandeul
“YA!! Dasar bebek menyebalkan! Eh,,, eun ji kau panggil aku
baro saja ya, jangan memanggilku yg aneh-aneh saperti bebek ini” pintaku
“bebek? Ahaha,,,” eun ji tertawa karena tingkah kami berdua.
Omo,,, senyumnya manis sekali, ternyata bila ia tersenyum lesung pipinya
langsung kelihatan
“iya sandeul itu selalu dipanggil bebek oleh kami karena ia
sangat cerewet” tambahku
“hahaha,,, kalian berdua itu lucu ya” eun ji masih tertawa
Kulihat sandeul tersenyum lega kepada eun ji “sudahlah,
kajja kita masuk sambil menunggu yg lain”
Kami pun ke ruang latihan, aku duduk disebelah eun ji dan
bercarita tentang B1A4. Sesekali ia tertawa mendengar ceritaku, aku benar-benar
senang melihat tawa eun ji. Oh eun ji,,, tawamu tiada duanya
Akhirnya jinyoung hyung, cnu hyung dan gongchan pun datang, ternyata
mereka sudah lebih mengenal eun ji daripada aku “baro aku ingin berbicara
sebentar denganmu” bisik sandeul lalu keluar ruang latihan
“ada apa?”
“bisakah untuk beberapa hari ini kau menghibur eun ji?”
pinta sandeul
“mwo? Menghibur? Kenapa ia harus dihibur?” tanyaku tak
mengerti
“sebenarnya eun ji baru saja putus dengan namjachingunya,
mereka putus karena namja itu lebih suka pada yeoja lain” jelas sandeul
Oh eun ji,,, kasihan sekali dirimu, tapi namja yg itu
benar-benar pabo! Eun ji kan sudah cantik, bahkan sangat cantik bila ia
tersenyum. Kenapa memilih yeoja lain?
Huu,,, namja pabo!
“tapi saat melihat eun ji bisa tertawa puas bersamamu aku
jadi yakin untuk mengenalkannya padamu. Jadi baro, aku minta padamu agar kau
selalu membuat eun ji senang ya. Bagiku eun ji sangatlah penting” pinta sandeul
kembali
“ne, akan kuhibur dia” jawabku mantap, menurutku tak ada
ruginya bila aku menghibur eun ji, malah sekarang aku kan bisa bersama eun ji
terus
“jinjja? Kalau begitu gomawo baro,,, kau tupai terbaik di
dunia”
“ne bebek… kajja kita siap-siap latihan” kami pun masuk ke
ruang latihan
Malam harinya,,,
Akhirnya kami selesai latihan, hhh… capek juga “nah sekarang
bagaimana kalau kita makan malam bersama?” tawar sandeul
“ne,,, kau benar lee sandeul, kita makan banyak malam ini”
ucapku setuju “eun ji kau juga ikut ya?”
“eh,,, aku? Tapi aku kan tidak melakukan apa-apa. Aku pulang
saja”
“kau jangan begitu, sudah menunggu kami latihan saja kami
sudah senang kok. Lagipula kau bisa menggantikanku” ucap jinyoung hyung
“hyung kau tidak ikut?” tanya gongchan
“ani, aku ada urusan di rumah. Kalau begitu aku pulang dulu
ya” jinyoung hyung pun naik motornya lalu pergi
“nah karena jinyoung hyung tidak ada jadi kau mau kan
menggantikannya?” tawarku lagi
“em,,, tapi bagaimana dengan dongsaengku? Nanti ia harus
makan malam sendiri” jawab eun ji ragu
“kalau begitu kita ajak saja dongsaengmu” ucap cnu hyung
“kau benar hyung, kalau begitu cepat kau telepon mira-ah
agar ikut bersama kita” suruh sandeul
“em,,, ne” eun ji pun menelepon dongsaengnya “eh kita mau
makan dimana?” tanya eun ji masih menelepon
“bagaimana kalau di restoran baru dekat dekat taman kota?
Kudengar makanannya sangat enak” tawarku, yg lain mengangguk setuju
“baiklah kalau begitu kami tunggu di resto bari dekat taman
kota ya mira-ah” ucap eun ji “sampai jumpa”
“kajja kita kesana” ucap gongchan
Kami pun naik mobil cnu hyung, resto itu sebenarnya dekat
dengan studio latihan, hanya menempuh 10 menit menggunakan mobil. Kami pun
sampai di resto itu, lalu memilih duduk di outdor dan memesan makan
Saat menunggu makanan datang, seorang yeoja berambut coklat
mendekat “eonni,,,” sapa yeoja itu sambil melambai
“mira-ah” balas eun ji
“mianhamnida, tadi di tempat kerjaku sangat penuh jadi aku
agak sibuk” sesal yeoja itu
“gwenchana, kami juga baru datang kok, oh ya kenalkan ini
mira dongsaengku” ucap eun ji kepada kami
“song mira imnida” ia menunduk
“mira,,,” sapa gongchan
“eh? Gongchan?” balas mira
“kalian saling mengenal?” tanya eun ji
“ne nuna, mira ini kan bekerja di tempat favoritku” jawab
gongchan “sini mira, duduk disebelahku”
“oh,,, ne” mira pun duudk disebelah gongchan lalu mengobrol
dengannya
“em eun ji, apa kau juga bekerja?” tanyaku
“ani,,, aku tak bekerja tapi sebenarnya aku sangat ingin
bekerja agar bisa mengurangi beban amma dan appa”
Aku mengangguk-angguk “kalau begitu aku bantu deh mencari
pekerjaan untukmu, hehehe”
“jinjja? Kau mau membantuku?” tanyanya
“ne” aku melihat pelayan yg membawa pesanan kami medekat
“nah ayo makan!!!” ucapku semangat
Keesokkan harinya,,,
Jinyoung hyung datang ke kelasku “hyung ada apa? Tumben kau
ke kelasku?” tanyaku
“aku hanya ingin memberikan ini” ia memberiku senuah kertas
“apa ini?”
“ini adalah lagu ciptaanku”
“wmo?! Sudah selesai?!” jinyoung hyung hanya mengangguk
“hyung kau dapat tangan dan otak darimana sampai bisa membuat lagu hanya dalam
sehari?” tanyaku penasaran
Aku benar-benar kagum dengan jinyoung hyung, baru saja
kemarin kami disruruh untuk membuat lagu. Eh besoknya sudah selesai “kau
terlalu berlebihan baro, itu hanya lirik lagu saja. Kalau musik atau nadanya
sih aku belum buat”
“tetap saja, walau baru lirik lagunya kau tetap hebat
hyung,,, bolehkah aku meminjam tanganmu…?”
Aku memegang kedua tangan hyung “ba,,, baro, apa yg kau
lakukan?!” tanya jinyoung hyung panik dengan perbuatanku
“hyung,,,” aku melepaskan tangan jinyoung hyung memegang
wajahnya “hyung bolehkah aku meminjam otakmu?” pintaku dengan puppy eyes
BLETAK!!! Jinyoung hyung menjitakku “YA! Aku ini masih
waras! Sudahlah,,, aku mau ke kelas” jinyoung hyung pun pergi tapi lalu ia
melihat kearahku “cha baro! Jika kau seperti ini terus atau akan lebih parah
lagi, lebih baik kau cepat-cepat cari pacar atau aku yg akan mencarikannya. Aku
tak mau menjadi korban kasih sayangmu” Jinyoung hyung pung pergi
“hyung…! Jangan pergi….!” Ucapku dengan gaya slow motion dan
berakting menangis
“baro kenapa kau menangis?” tanya eun ji menatapku bingung
“eh?! Eun ji?! Kenapa kau ke kelasku?”
“oh ini aku mau memberikan ini kepadamu, ini tanda terima
kasih karena kamarin aku diperbolehkan kalian melihat kalian latihan, kemarin
juga kalian mentraktirku dan mira kan” eun ji memberiku sebuah kotak bekal
“gomawo eun ji, kau baik deh,,, tapi sebenarnya kau tak
perlu repot-repot memberiku bekal segala”
“aku tak repot kok, lagipula yg lainnya juga dikasih jadi
kau tak perlu sungkan” ucap eun ji sambil tersenyum. Eun ji jangan banyak
tersenyum, bisa-bisa aku meleleh karena senyumanmu itu eun ji,,, “oh ya tadi
kenapa kau menangis?”
“oh itu,,,” aku pun menceritakan apa yg terjadi
“ahaha,,, pasntas saja jinyoung oppa tadi melarangku untuk
dekat-dekat denganmu” eun ji masih tertawa
“oh jinjja? Tadi jinyoung hyung bilang begitu? Uh,,, padahal
aku kan cuma bercanda, oh ya apa kau mau lihat lirik lagu buatan jinyoung hyung?”
tawarku
“boleh” aku pun memberikan kertas yg tadi jinyoung hyung
berikan. Eun ji membacanya dengan serius “romantis sekali kata-katanya” eun ji
masih menatap kertas itu
“jinyong hyung benar-benar romantis dan jenius. Eun ji kau
suka namja yg seperti apa? Yg romantis, cuek atau biasa saja?” tanyaku
“aku,,, aku cuma mau namja yg setia, itu saja” tatapan eun
ji menjadi kosong “eh kenapa aku jadi seperti ini? Sudah ya baro aku ke kelas,
sebentar lagi kan bel masuk”eun ji pun langsung pergi
Baro POV end
Eun Ji POV
Kenapa tadi baro bertanya seperti itu? Apa mungkin,,,, ah
tidak mungkin! Kau jangan berpikit yg aneh-aneh eun ji! Aku masuk ke kelas dan
duduk di bangkuku “eun ji,,,”ucap sandeul
“wae?” tanyaku
“ah,,, ani” sandeul pun memainkan ponselnya
Aku mengerutkan keningku, Ada apa dengannya? Batinku
Beberapa hari kemudian,,,,
Aku pulang terlambat karena harus piket dulu. Drrrt,,,
drrrt,,, ada telepon dari orang yg tak dikenal? Siapa ya? “hallo?” sapaku
“eun jin kau dimana?” tanya orang itu
Ini kan suara baro! “aku,,, aku di sekolah, sekarang mau
pulang” jawabku
“eun ji cepatlah kau ke kafe dekat latihan studio latihan
B1A4, ada sesuatu yg ingin kukatakan” suruh
baro
“wmo?---“
“sudahlah kau kesini saja” baro pun menutup teleponnya
Dia kenapa sih? Lebih baik aku kesana saja
Di kafe,,,,
Aku masuk ke dalam kafe, disana sudah ada baro yg sedang
berbicara dengan seorang ahjusi “anyeong” sapaku
“oh eun ji sini duduk” suruh baro, akupun duduk di sebelah baro
“ada apa ya?” tanyaku penasaran
“eun jin kenalkan dia tuan yang, manajer dari kafe ini” ucap
baro memperkenalkan
“oh,,, em, song eun
ji imnida” sapaku
“oh jadi kau yg namanya eun ji, oh eun ji apakah hari senin,
rabu dan kamis kau ada acara atau ekskul?” tanya tuan yang
“ani, memangnya ada apa?” tanyaku
“kau mau tidak bekerja disini?” tawar tuan yang
“eh,,, maksudnya apa ini?” tanyaku masih tak mengerti
“aku kan sudah bilang kalau aku akan membantumu mencari
pekerjaan, kebetulan aku mengenal tuan yang dan dia pun bilang kalau di kafe
ini sedang membutuhan pegawai baru” jawab baro
“baro kau,,,,” ucapku terbata-bata
“jadi bagaimana? Kau mau menerima pekerjaannya?” tanya baro
“ne, aku menerimanya” jawabku
“baiklah kalau begitu kau bisa bekerja mulai besok, saya
permisi ya,,,” tuan yang pun langsung meninggalkan kami
“baro terima kasih ya, aku tak tahu harus membalasnya
bagaimana”
“em,,, eun ji,,, apa kau tahu cinta pada pandangan pertama?”
tanya baro sambil memgang kedua tanganku
Aku tersentak dengan pertanyaannya “eh… baro… kau…”
“aku jatuh cinta padamu eun ji, sejak pertama kita bertemu
aku selalu berpikir kalau kau adalah orang yg tepat. Jadi eun ji,,, mau kah kau
menjadi yeojachinguku?” tanya baro
Eh?! Baro tadi,,, apa dia,,, “em,,, baro” aku diam sebentar “baro,,,
apa kau sudah mendengar tentang---“
“aku sudah dengar semuanya dari sandeul,eun ji,,, walaupun
baru beberapa hari kita berkenalan tapi aku akan mencoba untuk setia, aku tak
akan meninggalkanmu hanya karena yeoja lain. Aku sudah berjanji pada diriku
sendiri agar aku tak melukaimu” ucap baro
Aku menunduk tak berani menatapnya “baro kau tak mengerti,,,
aku,,, aku,,,” apa yg harus kukatakan?
“eun ji,,,” baro mengangkat wajahku ”kau jangan bingung
seperti itu, katakan iya jika kau mau tapi jika kau tak mau menerimaku kau
cukup mengatakan tidak. Aku tak kan memaksamu untuk menerimaku” ucap baro
lembut
Ya tuhan,,, aku semakin bingung harus bagaimana, aku diam
lalu menunduk lagi “maaf baro,,, aku tidak bisa menerimamu,,, tapi bukan
berarti aku membencimu,,,” jawabku pelan lalu mencoba untuk melihat wajah baro
Baro tersenyum “aku tahu, tapi bisakah kita menjadi teman
biasa lagi?” pinta baro
“ne, tentu saja” Aku membalas senyumannya, tuhan,,, kenapa
aku sangat kejam? Aku melihat mata baro yg perih tapi ia bisa menahannya. Tanpa
kusadari aku menangis
“eun ji kau kenapa?” tanya baro panik
“ani,,, aku,, aku hanya,,,” aku harus jawab apa? Jujur saja
hatiku sangat sakit ketika aku melihat mata baro
“kau jangan merasa bersalah karena ini,,, aku benar-benar
tidak apa-apa kok,,,” baro menghapus air mataku. Aku lega mendengar ucapan
baro, tapi kenapa hatiku masih sakit? “kajja kita pulang, ini sudah sore” baro
menarik tanganku dan mengantarku pulang
Keesokan harinya,,,
“eonni,,, kenapa kau murung teru sdari kemarin?” tanya mira
“ah,,, jinjja? Kenapa aku murung?” tanyaku bingung, aku
benar-benar tidak mengerti dengan perasaanku sekarang
“apa ini karena baro oppa?” tanya mira
“eh?! Ke,,, kenapa
kau bertanya seperti itu?” tanyaku panik
“eonni,,, kau tahu tidak, kemarin saat baro oppa mengantarmu
pulang aku melihat dia terus menatapmu, padahal kau sudah masuk ke dalam” jawab
mira
“mira-ah,,, baro bilang kalau dia menyukaiku,,,”
“lalu? Eonni jawab apa?” tanya mira
“aku,,, aku menolaknya” tiba-tiba saja air mataku jatuh
“kenapa eonni menolaknya?”
“aku,,, aku takut,,, aku takut kalau---“
“kalau ia akan meninggalkanmu sama seperti namjachingumu yg
dulu?” aku tak menjawab pertanyaan mira “kenapa eonni harus takut?”
“aku tak tahu,,,”
“eonni memang tak tahu karena belum mencobanya, temuilah dia
eonni,,,” suruh mira
Aku memikirkan kata-kata mira “kau benar mira, aku harus
menemuinya” aku pun pergi ke studio biasa mereka latihan, ini kan hari minggu
pasti mereka sedang latihan untuk audisi
Drrrt,,, drrrt,,, “hallo” sapaku
“hallo eun ji, apa baro bersamamu?” tanya sandeul
“eh tidak, memangnya kenapa?”
“baro tak ada di rumahnya, di studio juga tak ada kupikir
dia bersamamu”
“tidak kok, aku malah mau ke studio untuk bertemu dengan
baro” ucapku
“ya sudah kau kesini saja, sampai jumpa” sandeul menutup
teleponnya
Baro kau kemana?!!! Aku pun naik taksi
Di depan studio,,,
Aku turun dari taksi lalu melihat keatas studio “BARO!!!!”
teriakku melihat baro sedang berdiri diatas gedung sambil memejamkan matanya
Aku langsung naik kea tap gedung dan melihat baro yg masih
di tempat yg sama “baro kumohon jangan nekat, baro kumohon turunlah,,, aku,,,
aku tak sanggup kalau kau kenapa-kenapa nantinya,,, aku,,, aku,,, aku juga
menyukaimu baro,,,,” ucapku sambil menangis “kau tahu, saat kemarin aku
menolakmu hatiku sangatlah sakit,,,”
Seseorang memelukku “lalu kenapa kau menolakku?” tanya orang
itu
“baro!!!” aku membalas pelukannya
“ayo jawab pertanyaanku ya tadi” suruh baro setelah
melepaskan pelukannya
“aku cuma takut kau meninggalkanku seperti namja yg lain”
“mana mungkin aku seperti itu, kau harus percaya padaku.
Lagipula jika kau menolakku pun aku akan selalu setia menunggumu”
“lalu tadi kau sedang apa?” tanyaku mengingat kejadian yg
tadi
“oh tadi, banyak orang yg bilang kalau kita memejamkan mata
dan merenggangkan tangan sambil merasakan angin, Seperti itu lho adegan titanic
kita akan merasa kalau kita sedang terbang. Aku coba saja dan ternyata benar,
kau mau mencobanya?” tawar baro
Aku bengong dengan jawaban baro “jadi tadi kau bukan mau
bunuh diri?!” tanyaku
“bukan, memangnya kau pikir aku akan bunuh diri tadi? Kalau
aku bunuh diri nanti aku tak bisa bertemu dengamu lagi dong. Em eun ji,,,”
“hmm?”
“apa kata-katamu tadi itu benar?” tanya baro
Baro mendekatiku, aku menunduk lalu mengecup bibirnya “ne,
butuh bukti apa lagi kalau aku bohong” jawabku sambil tersenyum
Baro membalas senyumanku lalu memelukku, mungkin aku masih
takut karena namjachinguku yg dulu-dulu. Tapi aku bisa percaya sepenuhnya
kepada baro
~~~end~~~
Itu dia ff bagian baro, maaf ya ceritanya kecepetan,,,
selanjutnya ff bagian sandeul!!! Makasih udah baca J